Sejauh Mana Perempuan Boleh Mempercantik Diri?

Pandangan tentang ukuran sejauh mana seorang perempuan boleh mempercantik diri bisa berbeda-beda. Masing-masing individu boleh memiliki pedoman mahzab sendiri dan sapantasnya saling menghargai pilihan-pilihan orang lain.

Namun, pada dasarnya setiap muslim terikat oleh norma-norma yang telah diajarkan oleh agama Islam dan sudah sepantasnya kita semua sepakat dalam hal-hal berikut ini:

Semua perbuatan diluar upacara ibadah boleh dilakukan kecuali yang dilarang oleh Allah SWT. Jadi apapun kegiatannya diluar upacara ibadah boleh kita lakukan seperti hal-hal yang berkaitan dengan berpakaian, olah raga, mempercantik diri, makan, dll.
Setiap perbuatan di luar ritual yang tidak dilarang oleh agama, status hukumnya ditentukan oleh faktor motivasi atau faktor niat.

Niat yang baik akan melahirkan nilai yang baik, bisa wajib ataupun sunat. Niat yang tidak baik bisa melahirkan nilai yang tidak baik, haram atau makruh. Para ulama sering menyebutnya dengan mubah. Sebut saja nikah yang diatur dalam Islam status hukumnya adalah wajib bagi mereka yang sudah ada ada calon, siap memberikan nafkah lahir batin dan jika tidak menikah dikhawatirkan akan berbuat dosa.

Sementara itu, nikah juga bisa bernilai haram atau dosa jika dimulai dengan niat yang tidak baik, seperti menikahi seseorang untuk menyakiti orang lain atau merugikan orang lain. Khusus dalam kaitan mempercantik diri, hukumnya bisa menjadi baik jika untuk menyenangkan dan membahagiakan suami. Mempercantik diri juga bisa berdosa jika diniatkan untuk menggoda pria lain yang bukan mahromnya.

Setiap perbuatan yang dilakukan oleh setiap muslim ataupun muslimah hendaklah mempertimbangkan manfaat, kemashlahatan bahkan mempunyai nilai syiar dakwah Islam. Berpakaian atau mempercantik diri juga bernilai positif apalagi dapat menjadikan seseorang semakin tertarik kepada Islam dan mengajak muslim untuk belajar Islam lebih dalam. Misalnya tokoh atau panutan sudah sepantasnya menampilkan sosok yang simpatik terhadap Islam dan semakin akrab dengan syariat Islam. Jangan sampai seorang tokoh muslimah malah memperlihatkan sosok yang kotor dan kurang bersahabat.


Islam juga menekankan tentang pentingnya keindahan dan kebersihan karena Allah mencintai keindahan dan Allah mencintai kebersihan. Hadist Rasulullah SAW  “Sesungguhnya Allah SWT adalah Maha Indah dan menyukai keindahan.”
Islam juga mengajarkan untuk tidak berlebih-lebihan, tidak tabsif/mubadzir, tidak melahirkan kemadhorotan bagi dirinya dan bagi orang lain. Setiap orang memang memiliki ukuran mewah yang berbeda-beda, tapi semua makhluk Allah dianugerahi naluri yang cukup peka untuk menilai apakah dirinya sudah berlebih-lebihan atau tidak. Yang dibutuhkan adalah jujur pada diri sendiri karena Allah Maha Melihat.

 Teks: Miftah Faridl (Laiqa Magazine)