Quality in Modesty: Atalia Kamil

Sejak remaja, wanita ini bermimpi untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang dan mengabdikan diri untuk masyarakat. Bagaikan dejavu, kini mimpi itu menjadi kenyataan. Allah memberikan kesempatan bagi Atalia Pratatya untuk mendampingi sang suami, Ridwan Kamil dalam mengabdikan diri untuk masyarakat kota Bandung.

profil ibu atalia kamil 1

 

Top: Zahrah Top Woman – Aprilia

shop-here-button-05

Lulusan D3 FE Unpad, S1 FISIP HI UNPAR, dan mahasiswa S2 di Ilmu Komunikasi UNPAS ini mengaku menjadi orang terakhir yang menyetujui Ridwan Kamil untuk terjun ke dunia politik. Ia banyak mempelajari ilmu politik semasa kuliahnya, untuk itu banyak kekhawatiran yang ia rasakan jika sang suami menjadi Walikota Bandung.

Tapi setelah doa yang panjang, Atalia dan Mak Cik (panggilan untuk ibu kandung Ridwan Kamil) merestui pencalonan Ridwan Kamil saat itu. Pencalonan ini justru menjadi pencerahan bagi masyarakat Kota Bandung. Atalia pun semakin dikenal banyak orang. Selain karena nama Ridwan Kamil, sosok Atalia yang pandai bersosialisasi dan senang terjun langsung ke masyarakat membuatnya semakin banyak disukai.

“Kota Bandung itu luas sekali, terdiri dari 30 kecamatan. Hampir semuanya menuntut saya untuk terjun langsung menjadi pembina. Saya pribadi senang sekali dengan tugas ini, tapi untuk bisa berkeliling itu tidak cukup waktu satu sampai dua bulan.”

Menjadi istri walikota tidak seperti yang orang-orang pikirkan. Ia tidak bisa hanya duduk manis, ia memang senang terjun langsung mengelola organisasi. Sebelum menjadi istri walikota pun, Atalia sudah aktif di komunitas sosial bernama Cipta Dewi. Kegiatan sosial seperti memberi pengobatan gratis, pemberian bantuan kepada korban bencana, sudah sering ia lakukan.

profil atalia kamil 2

 

Shoes: Frig Baby Oink Shoes – Kayi

shop-here-button-05

Dengan kesibukannya ini, ia sempat ditegur secara halus oleh sang suami. Ia harus membagi prioritasnya dengan baik. Semenjak itu, setiap hari ia padatkan aktivitas sampai sore. Adzan magrib ia sudah ada di rumah. Anak-anak pulang sekolah pukul 16.30, dan langsung bertemu ibunya di rumah. Tak ada yang kehilangan sosok ibu. Atalia tetap menjalankan tugasnya untuk membiasakan anak-anaknya untuk shalat berjamaah, mengaji, dan makan malam bersama.

“Kang Emil selalu mengingatkan bahwa suami istri itu adalah tim. Tidak boleh ada yang menonjolkan diri. Tugas saya adalah mendukung program-program kang Emil untuk Bandung, dengan tetap merawat keluarga di rumah.” Ungkap Atalia.

Hal yang menjadi “greget” berbeda dari sosok Atalia dan Ridwan Kamil adalah penggunaan media sosial. Bagi mereka, media sosial adalah sarana agar lebih dekat dengan warganya. Jika ia tidak bisa menemui langsung seluruh warga setiap saat, media sosial menjembatani hubungan ini.

profil ibu atalia kamil 3

 

Scarf: Rajwaa Shawl – Abame

shop-here-button-05

Tinggal bagaimana kebijakan dalam menggunakan akun media sosial tersebut. Atalia selalu diingatkan oleh sang suami untuk tetap bijak dalam posting apapun di Facebook atau Instagram. Media sosial adalah tempat umum, jadi sebaiknya hanya mem-posting hal-hal yang positif.

Upaya untuk tetap positif ini pun ada saja kendalanya. Tak jarang satu ataupun dua komentar negatif tertuju padanya. Seperti tentang hijab yang ia kenakan. Tuntutan-tuntutan tentang bagaimana berhijab seharusnya, sering ia dapatkan. Ini sempat membuatnya mencoba berbagai jenis hijab. Dari mulai satu dua lapis shawl hingga hijab instan.

Namun, baginya ridho suami yang paling utama. Ridwan Kamil hanya berpesan agar ia menjadi diri sendiri ketika berpenampilan.

“Kang Emil itu arsitek, jadi visual banget. Jadi dia senang kalau saya behijab sederhana saja. Malah hijab ini jadi ciri khas hijab ibu wali, hehe. Bagi saya, bagaimana saya berhijab ya bergantung ridho suami.”

profil ibu atalia kamil 4

 

Pants: Ommie Pants – Malaika

shop-here-button-05

Komentar-komentar tersebut diterima Atalia dengan positif. Meski awalnya sempat kaget, merasa down, dan lain sebagainya, Atalia tak berhenti berusaha beradaptasi dengan kehidupan barunya. Sebisa mungkin ia mulai menjalani ritme-nya yang baru. Tahu mana yang harus didahulukan atau didelegasikan. Kalau tidak seperti itu, kesibukan bisa merenggut perhatian untuk keluarga kecilnya.

“Saya sekarang sudah tahu ritme-nya. Saya sangat senang dan enjoy dengan apa yang harus saya kerjakan. Saya justru bersyukur, karena mimpi saya untuk bisa berkontribusi untuk masyarakat bisa terkabul.” Tutup Atalia Kamil.

Apa yang dilakukan dengan sukacita, akan menghasilkan karya yang lebih manis. Begitupun dengan kontribusi sosok #qualityinmodesty Laiqa ini. Terus berkarya dan menginspirasi, Ibu Atalia. Warga Bandung akan terus mendukungmu.

Photo: Ibrahim Wasan & Silmia Putri