Family always comes first. Di tengah kesibukannya memajukan industri fashion muslim dan juga UKM di Indonesia, berkumpul dan bercengkrama dengan keluarga selalu menjadi aktivitas wajib bagi start-up couple, Diajeng Lestari dan Achmad Zaky (CEO Bukalapak).
Berikut ini adalah kumpulan inspirasi pagi dari Diajeng Lestari tentang pernikahan. Semoga menginspirasi ya, dear.
26 Desember 2016
Pernikahan bukan hanya tentang pacaran secara halal, status sosial, atau membungkam mereka yang bertanya ‘kapan nikah?’.
Pernikahan adalah janji di hadapan Allah. Lepaslah semua tanggung jawab orang tua kepada anak perempuannya, diambil alih seorang suami. Dengan menikah, kita berjanji siap menjadi mualim satu, tangan kanan sang nakhoda menuju tujuan bersama: ridho-Nya.
Kurangi keluh-kesah atas segala perilaku suami, karena kesabaran kita insya Allah berbuah pahala. Pikirkan laju bahtera; keluarga, anak, dan lain-lain. Hiasi hari-harimu sebagai seorang istri dengan sabar dan syukur. Karena istri salehah, boleh masuk surga dari pintu mana saja yang dikehendakinya.
30 April 2017
Ada ungkapan mengatakan bahwa the best things in life are free. Salah satunya ketika saya mendapati diri saya memandang suami, Achmad Zaky, yang tengah menatap saya penuh kasih. Kalau begini, terasa sekali manisnya madu rumah tangga kami. (Jangan iri ya buat yang masih jomblo. Hehehe). Kamu pasti punya hal yang tidak kamu sukai dari pasangan, tapi mencintai seseorang dan tidak menyukai perbuatannya adalah dua hal yang berbeda. Mencintai seseorang haruslah utuh. Memaafkan keburukannya, karena kita melihat banyak kebaikan dirinya. Memakluminya, untuk memperpanjang nafas pelayanan kita.
Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah 187, “Istri kalian adalah pakaian kalian dan kalian adalah pakaian bagi istri kalian.” Hubungan suami dan istri tak ubahnya pakaian yang menjaga kehormatan, melindungi raga, dan menjadi keindahan mata. Pakaian yang rapi dan terawat indah akan memperindah pemakainya. Begitu juga sebaliknya, pakaian yang koyak dan lusuh akan menghinakan yang mengenakannya.
Jagalah perasaan yang Allah amanahkan kepada kita sebagai suami-istri. Layani dia dengan baik, jadilah rahmat baginya. Sebagaimana ia menjadi rahmat buatmu. Karena dengan mencintai dia, kita mendoakan yang terbaik, memberi yang terbaik, dan memperlakukannya dengan baik.
18 Juni 2017
Alhamdulillah, sebentar lagi kita jelang Idul Fitri. Momen indah yang menjalinkan kembali silaturahmi kita dengan saudara dan kerabat jauh. Sayangnya banyak saya jumpai di medsos, teman-teman yang mulai mengungkapkan keresahannya menyikapi pertanyaan ‘kapan kawin?’ dari saudara nanti. Yang sepertinya mengurangi esensi Idul Fitri, menjadikannya sebagai momen yang menakutkan dan sebal melihat saudara karena pertanyaan-pertanyaan ini.
Ada baiknya kita berbaik sangka, bahwa pertanyaan ini mungkin tidak ditujukan untuk memojokkan kita tapi untuk catching up semata. Pernikahan adalah salah satu titik balik perjalanan hidup seseorang, mungkin saja mereka bertanya karena ingin memastikan mereka tidak kelewatan momen bahagia kita. Tapi bagi teman-teman yang mungkin berada di posisi penanya, ada baiknya untuk mengurangi porsi pertanyaan-pertanyaan seperti ‘kapan nikah?’, ‘kapan punya anak?’, ‘kapan nambah momongan?’ dan sebagainya.
Sebab kita tidak pernah tahu seberapa terjal perjalanan mereka menuju jodoh, seberapa keras usaha mereka mendapatkan keturunan, dan sebagainya. Tak perlu rasanya kita tanyakan kepada mereka, karena mungkin, mereka pun sama penasarannya dengan kita. Semua akan terjadi pada waktunya, karena Allah adalah sebaik-baik perencana. WaktuNya adalah yang paling sempurna, pemberianNya adalah yang terindah. Dan pertanyaan kita tidak akan mempercepat semua itu, melainkan hanya menambah kegelisahan dan mendesak kesabaran mereka dalam penantian.
Lalu bagaimana kalau kita berada di posisi yang ditanya? Jawaban apa yang singkat, padat, dan pamungkas tanpa memperpanjang urusan namun tetap sopan? Saya menyarankan cukup dengan, ‘aamiin..’ atau ‘insya Allah’, atau ‘doakan saja.’ Bagaimana dengan kamu? Punya jawaban ampuh lainnya?
Wassalamualaikum,
Diajeng Lestari