Diajeng Lestari, CEO HijUp.com: Between Politics and Fashion

Profil Diajeng Lestari

Kata mutiara “man jadda wa jadda” yang memiliki arti “barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapat”, bisa terlihat jelas dari sosok di balik kesuksesan HijUp.com, Diajeng Lestari. Ibu dari Laiqa Anzani ini membangun HijUp.com di usia 25 tahun. Usia yang masih sangat muda kala itu tidak membuatnya gentar untuk bermimpi besar. Terlihat dari kemajuan HijUp.com yang melesat di usianya yang keempat.

Masih dalam suasana ulang tahun HijUp.com yang keempat ini, kami merangkum perbincangan singkat dengan Diajeng Lestari.

Hallo Mba Ajeng, sebagai lulusan Jurusan Ilmu Sosial dan Ilmu Politik FISIP Universitas Indonesia, bagaimana mba Ajeng bisa terjun di dunia bisnis dan fashion?

Dalam salah satu materi perkuliahan saya dahulu, ada yang namanya ketahanan negara. Di sana saya mempelajari bahwa ketahanan negara itu tidak hanya tentang senjata atau perang, tapi juga tentang bagaimana suatu negara memiliki kekuatan secara perekonomian. HijUp.com ini merupakan bentuk usaha kami untuk mendukung produk-produk lokal, agar Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Setelah lulus kuliah pun, saya sempat bekerja di sebuah lembaga Jerman untuk membantu proses jalannya demokrasi di Indonesia. Lembaga ini concern di pelayanan publik. Selain itu, saya pun pernah bekerja untuk sebuah marketing research. Tapi mungkin, seperti kata suami saya, saya punya jiwa entrepreneur yang membuat saya tidak terlalu suka menjadi karyawan, hehe. Jadi dengan membuat HijUp.com, saya bisa membangun mimpi saya sebagai sebuah entrepreneur tapi tetap mengaplikasikan apa yang saya dapatkan selama kuliah.

Bisa diceritakan lebih detail tentang benang merah masalah politik, perekonomian dengan fashion Mba?

Kebanyakan masalah politik yang terjadi di negeri ini muncul karena masalah ekonomi yang ditandai dengan ketidaksejahteraan dan kebodohan. Misalnya saja masalah sogok menyogok. Kenapa orang mau menerima uang pelicin? Tentunya karena mereka butuh uang dan tidak punya daya pikir yang baik. Banyak orang yang mengorbankan hak pilih mereka, “yang penting dikasih uang”.

Masalah kesejahteraan rakyat inilah yang menurut saya harus menjadi concern. Indonesia harus memiliki pendidikan yang baik agar masyarakat memiliki keterampilan untuk bekerja bahkan membuka lapangan pekerjaan. Dengan meningkatkan pendidikan dan kesejahteraan masyarakat, otomatis perekonomian bangsa akan lebih baik. Apalagi Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alam.

Coba kita lihat Swiss. Mereka sebenarnya tidak punya banyak sumber daya alam. Tapi mereka punya kreatifitas. Swiss pun terkenal dengan industri pembuatan jam. Transportasi di sana pun terkenal sangat nyaman sehingga menarik turis turis asing untuk berwisata. Kemudian kita melihat Jepang. Jepang sering sekali terkena gempa. Tapi itu justru membuat mereka lebih jeli dengan teknologi. Teknologi di Jepang semakin maju, karena mereka memiliki kreatifitas.

Sementara Indonesia sangat kaya. Kita punya sumber daya alam yang melimpah, objek wisata yang menarik, juga jumlah penduduk yang tinggi, yang seharusnya bisa menjadi sumber daya manusia yang baik.

Alasan ini lah yang mendorong saya untuk menjadi entrepreneur. Saya ingin tidak hanya sekedar bekerja, tapi juga membuka lapangan pekerjaan. Sebagai generasi muda, kita harus bisa menggali industri kreatif di negeri ini. Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Maka menggerakkan fashion muslim di negeri ini sangat potensial. Apalagi zaman sekarang teknologi sudah sangat canggih, kita bisa memanfaatkan teknologi dengan baik.

Di awal berdirinya HijUp.com empat tahun yang lalu. Belum banyak model-model muslimah seperti sekarang. Seiring berkembangnya dunia fashion hijab, brand busana muslim lokal semakin banyak, begitu juga dengan model muslimah, bahkan fotografer dan videografer semakin banyak. Alhamdulillah, sekarang sudah banyak perubahan ke arah yang lebih baik. Semakin banyak potensi ekonomi yang terbuka.

Di dalam membangun HijUp.com sendiri, budaya seperti apa yang Mba Ajeng ciptakan di tempat kerja ini?

Selama membangun HijUp.com, saya belajar banyak hal. Dari mulai merekrut dan memilih karyawan, memberikan tanggung jawab, dan memberikan otoritas. Saya meyakini bahwa setiap manusia itu pintar dan cerdas, asalkan leader-nya mampu memberikan brief result yang jelas.

Di HijUp.com, kita punya budaya yang disebut dengan LORD. Apa aja itu?

Yang pertama adalah (L)ean. Tim itu harus efisien. Tidak usah terlalu banyak, tapi efektif. Jadi satu orang itu optimal mengerjakan tugasnya. Bukan berarti mengeksploitasi ya, hehe, melainkan efektif.

Yang kedua adalah (O)pen. Keterbukaan dalam bekerja penting banget. Jangan sampai ada masalah ditutup-tutupi. Kita harus open minded menerima pendapat orang lain.

Yang ketiga adalah (R)esult Oriented. Jangan sampai kita bekerja hanya sekedar rutinitas tanpa target yang jelas. Setiap karyawan harus tahu targetnya apa, sehingga selalu terpacu.

Yang terakhir adalah (D)ynamic. Kita harus ramah terhadap perubahan. Apalagi di era teknologi secepat ini.

Di HijUp.com ini kebanyakan karyawannya anak muda. Kenapa Mba Ajeng memilih anak muda? Bukankah cukup beresiko?

Justru ini sangat positif. Anak muda itu punya mimpi yang besar. Panglima perang kesayangan Rasulullah saja merupakan panglima perang termuda, yakni Usamah Bin Zaid yang menjadi panglima perang di usia 19 tahun. Soekarno pun dengan yakin pernah berkata, “Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”

Banyak sejarah yang diubah oleh anak muda. Pemuda sangat powerful. Ini artinya kaum muda memiliki kekuatan yang sangat besar, sangat powerful. Di mata anak muda, everything is possible. Untuk itu saya pribadi tidak ada masalah dengan karyawan HijUp.com yang didominasi oleh anak muda.

Prinsip Mba Ajeng pribadi dalam menjadi pemimpin di HijUp.com ini apa?

Menurut saya, kita harus bisa membedakan mana yang ”benar” dan mana yang “sudah lazim dilakukan”. Kebanyakan orang melakukan apa yang sudah menjadi “kebiasaan atau tradisi” yang belum tentu kebenarannya. Jangan sampai kita terjebak di sini.

Kita harus berani menjadi driver bukan hanya followers. Apa yang terbaik untuk orang lain, tidak berarti terbaik buat diri sendiri. Kita harus berani melakukan apa yang menurut kita terbaik untuk kita. Jangan cuma ikut-ikutan saja.

You are the captain of your life. So do your best, be the best version of your self.

Dengan ulang tahun HijUp.com yang keempat ini, apa harapan Mba Ajeng untuk customer dan tenant?

Untuk pelanggan setia HijUp.com, saya mengucapkan terima kasih banyak untuk support-nya selama ini. Kami sangat terbuka untuk masukan dan saran untuk perbaikan HijUp.com di masa depan. HijUp.com adalah public service, jadi kita sangat berorientasi pada customer.

Untuk tenant HijUp.com, mari kita sama sama berjuang untuk mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fashion muslim di dunia. Semoga kita semua bisa tetap istiqomah.