Tahun hijriyah atau tahun Islam merupakan kalender qomariyah yang menggunakan peredaran bulan sebagai dasar penentuan waktunya. Untuk itu, penentuan kalender hijriyah seperti jatuhnya 1 Ramadhan dan 1 Syawal amat berkaitan dengan rukyat, hilal, dan hisab. Mengapa penentuan 1 Ramadhan selalu menjadi kontroversi? Mari kita kenali lebih dekat apa itu rukyah, hilal, dan hisab?
Hilal adalah penampakan bulan yang paling awal terlihat menghadap bumi setelah bulan mengalami konjungsi (ijtimak). Bulan awal ini akan tampak di ufuk barat (maghrib) saat matahari terbenam. Ijtimak adalah peristiwa yang terjadi saat jarak sudut (elongasi) suatu benda dengan benda lainnya sama dengan nol derajat.
Secara astronomi, konjungsi merupakan peristiwa saat matahari dan bulan berada dalam garis bidang ekliptika yang sama. Pada saat tertentu, konjungsi ini dapat menyebabkan terjadinya gerhana matahari. Hilal merupakan kriteria suatu awal bulan. Seperti kita ketahui, dalam kalender hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat. Penentuan awal bulan hijriyah tergantung pada penampakan hilal ini. Karena itu, satu bulan kalender hijriyah dapat berumur 29 hari atau 30 hari. Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran, “Mereka bertanya kepadamu tentang hilal. Katakanlah, ‘Hilal itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadah) haji…’” (QS. Al Baqoroh:189).
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang pertama kali tampak setelah terjadinya ijtimak. Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang, atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Aktivitas rukyat dilakukan pada saat menjelang terbenamnya matahari pertama kali setelah ijtimak (pada waktu ini, posisi bulan berada di ufuk barat, dan bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya matahari). Apabila hilal terlihat, maka pada petang waktu setempat telah memasuki tanggal 1 bulan baru. Perihal penentuan bulan baru, Rasulullah SAW memberi perhatian khusus pada bulan Sya’ban dan Ramadhan.
Abu Hurairah RA berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Berpuasalah kalian karena melihatnya (hilal awal Ramadhan) dan berbukalah karena melihatnya (hilal bulan Syawal). Jika kalian terhalang awan, maka sempurnakanlah Sya’ban menjadi tiga puluh hari.” (HR. Bukhari & Muslim).
Selain hilal dan rukyat ada juga istilah hisab. Hisab adalah metode perhitungan astronomi matematis untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi. Penentuan posisi matahari menjadi penting karena posisi matahari adalah patokan waktu salat umar Islam. Sedangkan penentuan posisi bulan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam kalender hijriyah. Ini penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat orang mulai berpuasa, awal Syawal saat orang merayakan Idul Fitri, awal Dzulhijjah saat orang akan wukuf haji di Arafah (9 Dzulhijjah), dan Idul Adha (10 Dzulhijjah).