#JumatFiqih: Sunnah-Sunnah Hari Jumat

Kita mungkin mengenal Jumat sebagai hari terakhir dalam weekdays, sebelum lepas dari berbagai pekerjaan dan berakhir pekan. Maka kita mengenal istilah T.G.I.F (Thank God, It’s Friday: Syukurlah, ini hari Jumat). Namun Hari Jumat dalam Islam punya kedudukan yang jauh lebih istimewa daripada sekadar berakhir pekan. “Hari terbaik dimana matahari terbit di hari itu adalah Hari Jumat. Di hari itu Adam diciptakan, di hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga dan juga dikeluarkan dari surga. Dan kiamat tidak akan terjadi kecuali pada Hari Jumat.” (HR. Muslim)

Keutamaan Hari Jumat juga tercantum dalam Alquran Surat Al-Jumu’ah ayat 9, “Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian diseru untuk salat pada Hari Jumat, maka bersegeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, hal itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Hari raya bagi umat muslim terjadi setiap pekan. Tepatnya di Hari Jumat. Sebagaimana diriwayatan Abdullah bin Zubair, ketika itu Idul Fitri jatuh pada Hari Jumat. Kemudian Rasulullah berujar, “Dua hari raya dalam satu waktu” (HR. Abu Dawud).

Abu Hurairah dan Hudzaifah RA berkata, “Allah  telah merahasiakan Hari Jumat terhadap umat sebelum kita, maka orang-orang Yahudi memiliki Hari Sabtu, orang-orang Nasrani Hari Minggu, maka Allah mendatangkan umat ini, lalu Dia menunjukan kita Hari Jumat ini. Maka Dia menjadikan urutannya menjadi Jumat, Sabtu, Minggu. Demikian pula mereka akan mengikuti kita pada hari kiamat, kita adalah umat terakhir di dunia ini namun yang pertama di hari kiamat, yang akan diputuskan perkaranya sebelum makhluk yang lain.” (HR. Muslim).

Fun fact: Tahukah kamu di Kerajaan Arab Saudi, hari kerja berlangsung dari Minggu-Kamis, sedangkan hari liburnya adalah Jumat-Sabtu?

Setelah mengetahui berbagai keutamaan Hari Jumat, mari mengisinya dengan berbagai amalan sunnah, agar Hari Jumat kian bermakna.

1. Memperbanyak shalawat nabi

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya hari yang paling utama bagi kalian adalah hari Jum’at, maka perbanyaklah shalawat kepadaku di dalamnya, karena shalawat kalian akan disampaikan kepadaku”. (HR. Abu Dawud)

2. Membaca Surat Al-Kahfi

Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat AlKahfi pada hari Jumat, maka Allah akan meneranginya di antara dua Jumat.” (HR. Hakim)

3.   Memperbanyak Doa

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW menyebut hari Jumat kemudian berkata, “Di hari Jumat itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. (HR. Bukhari dan Muslim).

Ulama berbeda pendapat tentang waktu yang dimaksud Beliau.  Sebagian ada yang beranggapan pada saat duduknya imam Salat Jumat hingga salat selesai. Pendapat ini didasarkan pada hadits dari Abi Barrah bin Abi Musa bahwa Abdullah bin Umar  berkata kepadanya, “Apakah engkau pernah mendengar bapakmu membacakan sebuah hadits yang berhubungan dengan saat mustajab pada hari jum’at?. Dia berkata: Ya aku pernah mendengarnya berkata: Aku telah mendengar Rasulullah  bersabda, “Dia terjadi saat antara imam duduk sehingga shalat selesai ditunaikan.” (HR. Muslim)

Sebagian lagi berpendapat waktu yang dimaksud Rasulullah SAW adalah menjelang maghrib, ketika matahari akan terbenam. Pendapat ini bersandar pada riwayat Al-Nasa’i dari Jabir bahwa Nabi Muhammad  SAW bersabda, “Hari jum’at itu dua belas jam, tidaklah seorang hamba yang muslim memohon kepada Allah sesuatu pada hari itu kecuali Dia akan memperkenankan permohonan hamba -Nya itu, maka carilah dia pada akhir waktu asar” (HR. An-Nasa’i)