Sejarah Hari Ibu Nasional

sejarah hari ibu nasional

Tahun 1959 Presiden Soekarno menetapkan 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional. Mengapa tanggal 22 Desember? Sejarah hari ibu nasional berawal pada 22 Desember 1928. Di tanggal itu berlangsung Kongres Perempuan pertama di gedung yang kini dikenal dengan Mandalabhakti Wanitatama Yogyakarta. Perempuan yang hadir dalam kongres tersebut berasal dari latar belakang usia yang berbeda dan berbagai wilayah di Indonesia. Mereka memperjuangkan nasib perempuan agar menjadi lebih baik lagi.

Isu yang dibahas antara lain mengenai persatuan perempuan Nusantara, pelibatan perempuan dalam perjuangan melawan kemerdekaan dan pembangunan bangsa, perdagangan anak dan perempuan, perbaikan gizi dan kesehatan bagi ibu dan balita; pernikahan usia dini bagi perempuan, dan sebagainya. Dari kongres pertama ini dibentuklah secara resmi Kongres Perempuan yang kini dikenal sebagai Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Kowani kemudian menjadi anggota International Council of Women (ICW) yang berkedudukan sebagai dewan konsultatif kategori satu terhadap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1973.

Pelibatan perempuan dalam memperjuangkan kemerdekaan menyeret sejumlah nama pahlawan perempuan, diantaranya  Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dien, Cut Meutia, RA Kartini, Walanda Maramis, Dewi Sartika, dan Nyai Ahmad Dahlan dan sebagianya. Penetapan Hari Ibu pun juga tak lepas dari mengenang jasa para pahlawan perempuan yang luar biasa.

Melalui sejarah Hari Ibu Nasional tersebut, peringatan ini dibuat untuk mengenang semangat juang kaum perempuan dalam upaya perbaikan nasib dan kualitas bangsa. Walau pemaknaan hari Ibu kini lebih kepada Ibu sebagai kata sifat, bukan perempuan secara keseluruhan.Hal ini layaknya peringatan Mother’s Day yang sering diperingati oleh negara-negara di Eropa. Hari Ibu kini menjadi harinya mengenang jasa Ibu dan memanjakan Ibu dari tugas-tugasnya. Praktik Hari Ibu Nasional cenderung mengadaptasi apa yang dilakukan masyarakat Barat.

Jika menilik dari sejarah Hari Ibu Nasional, akan lebih baik jika memaknai Hari Ibu Nasional tak hanya dari perjuangan seorang Ibu tetapi juga dari perjuangan perempuan Indonesia secara keseluruhan. Memaknainya dengan mengenang jasa pahlawan terdahulu yang telah berjuang memperbaiki nasib perempuan Indonesia. Hari Ibu bisa dijadikan sebagai introspeksi bagi perempuan untuk dapat terus memperjuangkan apa yang terbaik untuk kaumnya sendiri ataupun untuk pembangunan bangsa.

Jadi, setelah tahu sejarah Hari Ibu Nasional, sudah berbuat apa kita sebagai perempuan masa kini?