Niat Puasa di Bulan Muharram

Niat Puasa di Bulan Muharram

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, bulan Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)

Imam Nawawi RA menyebutkan Imam Asy Syafi’i dan ulama Syafi’iyyah, Imam Ahmad, Ishaq dan lainnya mengatakan bahwa, “Disunnahkan berpuasa pada hari ke-9 dan ke-10 sekaligus, karena Rasulullah SAW yang berpuasa pada hari ke-10, berkeinginan juga berpuasa pada hari ke-9.”

Adapun pada hari ke-11, ulama Hanafiyah dan Syafi’iyah berpendapat bagi yang tidak sempat berpuasa di hari ke-9 maka disunnahkan untuk berpuasa di hari ke-11. Jika berkeinginan untuk berpuasa tiga hari sekaligus pun juga sangat dianjurkan, yaitu dari tanggal 9, 10, hingga 11 Muharram.

Puasa pada tanggal 9 Muharram disebut juga dengan puasa Tasu’a. Fungsi puasa Tasu’a ini yakni mengiringi puasa Asyura (puasa 10 Muharram). Hal ini berarti setiap umat muslim yang berpuasa tasu’a harus dilanjutkan dengan puasa Asyura keesokan harinya.  Bacaan niat puasa Tasu’a adalah sebagai berikut.

???????? ????? ????????? ?????? ??? ???????

Nawaitu sauma tasu’a sunnatalillahi ta’ala

Artinya :

“Saya niat puasa hari Tasu’a, sunnah karena Allah ta’ala.”

Puasa pada tanggal 10 Muharram atau puasa Asyura disebutkan oleh Abu Qatadah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Puasa hari Asyura, saya berharap kepada Allah, puasa ini menghapuskan (dosa) setahun yang telah lewat.” (HR. Muslim).

Bacaan niat puasa Asyura adalah sebagai berikut.

???? ??? ??? ??? ??? ?????

Nawaitu sauma ‘asyura lillahi ta’ala

Artinya :

“Saya niat puasa hari Asyura , sunnah karena Allah ta’ala.”

Jadi seyogyanya puasa di bulan Muharram dapat dilakukan sesuai dengan niat yang yang ingin melaksanakannya. Berpuasa di hari ke-9, ke-10 ataupun ke-11 hukumnya sunnah. Bahkan jika hanya ingin berpuasa di hari ke-10 saja pun juga sunnah. Namun akan lebih baik jika puasa bulan Muharram dijalankan selama dua hari agar tidak menyerupai puasa orang Yahudi yang hanya berlangsung satu hari. Rasulullah SAW bersabda,

“Sah dan tidaknya amal, bergantung pada niatnya, dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari Muslim)

Dari berbagai sumber

Teks: Della Lineri