Laiqa Magazine berkesempatan berbincang langsung dengan pasangan aktris Natasha Rizki dan Desta Mahendra ini. Berikut potongan percakapan yang berhasil kami rangkum.
Bisa diceritakan awal pertemuan kalian?
N: Kami dipertemukan dalam sebuah sinetron. Ketika itu aku sama sekali nggak ada pikiran apa-apa. Cuma yang kaget pas ngobrol sama kru dan pemain, ternyata Abuy (panggilan mesra Natasha-Desta dan sebaliknya) umurnya beda jauh sama aku. Kaget juga dengarnya sebab menurutku dia kelihatan jauh lebih muda.
D: Gue juga kaget sih pas tahu umurnya Anca (sapaan akrab Natasha). Dan dari awal nggak ada niatan PDKT atau pacaran. Bener-bener tiba-tiba terjadi begitu aja deh. Gue ngomong dulu sama nyokapnya sebelum pacaran, boleh nggak. Gue sih udah pasrah, kalau nggak direstuin, ya sudah gue lepas. Habis percuma juga, buang-buang waktu kalau nggak direstui. Orang tuanya memperbolehkan pacaran, tapi untuk menikah nanti dulu.
N: Iya, PDKT-nya cuma lima hari, abis itu nge-date satu kali, langsung jadian. Dua bulan kemudian aku dilamar, terus persiapan pernikahan dua bulan. Jadi total pacarannya hanya lima bulan. kami menikah 21 April 2013.
D: Pas lamaran itu, kami memutuskan langsung bicara pernikahan. Kedua keluarga sudah setuju, jadi tunggu apalagi sih? Niat baik sebaiknya jangan ditunda-tunda. Alhamdulillah semua dilancarkan.
Kalau bisa Anca gambarkan, Desta sosok suami yang seperti apa sih?
N: Dia pacar pertamaku. Cinta pertama dan terakhir (Anca tersenyum). Walau usianya jauh di atas aku, tapi dia masih berjiwa muda kok. Perbedaan usia kami nggak terasa yang gimana banget gitu. Walau di luar dia tampak ngocol, tapi aslinya nggak seperti itu. Abuy orangnya sensitif, care banget sama keluarga, dan sangat bertanggung jawab. Makanya aku suka sama dia. Dia juga butuh banyak diyakinkan. Sebelum mengambil keputusan dia pasti tanya, ‘aduh gimana ya’ atau ‘aku harus apa ya.’ Dan sebenernya yang lebih sering ngambek tuh dia, tahu! (Anca tertawa). Sebenarnya aku yang lebih banyak mengalah. Abuy tuh nggak galak sih, tapi…
D: Detail!
N: Nah iya, detailnya berlebihan dan terlalu pemikir. Misalnya tanaman di rumah layu, itu panjang tuh urusannya. Sama dia dipikirin berhari-hari sampe stress, dan mikirnya kemana-mana. Pernah kejadian, kita mau pergi, tapi di rumah ada genteng bocor. Kita batalin jalan, karena manggil tukang dulu, nunggu dibenerin sampe beres. Lebay, kan? Segitunya.
D: Soalnya gue orangnya well-prepared banget. Gue selalu mikir satu langkah lebih maju. Kalo gini, gimana? Kalo nggak gini, gimana? Contohnya yang genteng bocor tadi, gimana kalo pas hujan, gue nggak ada di rumah. Kasihan dong keluarga gue? Terus kalo misalnya Anca mau ke mall, gue harus pastikan Gumi (panggilan Megumi) gimana? Ada tempat buat dia atau nggak, kondusif buat bayi atau nggak.
Anca banyak berpikir untuk saat ini saja. Tapi itu mungkin bawaan usia dia juga ya. Sedangkan gue pemikir banget. Walau di TV keliatannya becanda mulu, tapi becanda gue tuh becanda ‘tongkrongan’ yang spontan, bukan lucu yang sengaja melucu gitu. Tapi mungkin juga orang-orag di dunia komedi justru lebih rentan stress lho di kesehariannya. Karena dia harus terus melucu walau sedang dirundung masalah. Banyak lho, pelawak bunuh diri.
Kalau Desta sendiri, gimana menggambarkan sosok Anca sebagai istri dan ibu?
D: Anca tipenya meletup-letup, kemauannya keras, darah mudanya masih berasa. Gue harus pintar-pintar mengimbanginya. Biasanya dia kalau mau sesuatu tuh menggebu-gebu banget, padahal lama-kelamaan ke belakangnya menghilang karena hanya kepingin pada saat itu saja. Ya nggak apa-apalah, lima tahun awal pernikahan kan masih penyesuaian. Hehehe. Namanya dua kepala jadi satu, inilah seninya,saling melengkapi. Anca ini walaupun usianya masih muda, dia sangat bertanggung jawab.
N: Thank you lho, Buy! (Anca tertawa)
D: Tanggung jawabnya sama anak juga tinggi sekali. Seperti soal ASI, kakak-kakaknya nggak ada yang ‘lulus’ ASI eksklusif. Ibunya sendiri cuma ASI selama tiga bulan. Orang tuanya awalnya menyangsikan kesiapan Anca untuk menikah muda. Tapi ternyata dia membuktikan bisa bertanggung jawab sebagai istri dan ibu.
Kisah selengkapnya bisa ditemukan di Laiqa edisi September 2015. Dapatkan Laiqa Magazine secara online di HijUp.com!