Mosque Dictionary

Mosque Dictionary

Hidup di negara dengan penduduk mayoritas Muslim menjadikan kita akrab dengan istilah-istilah di sekitar musala dan masjid. Yakin sudah cukup tahu? Cek lagi di kamus Laiqa!

I’tikaf

Secara bahasa, i’tikaf berarti berdiam atau berhenti di suatu tempat. Namun secara bebas, i’tikaf bermakna menetap di masjid untuk mendekatkan diri kepada Allah. Waktu berdiam di masjid ini dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk dzikir, tadarus, salat, berdoa, dan ibadah lainnya. I’tikaf yang paling lazim dilakukan adalah dalam 10 hari terakhir Ramadhan, dengan tujuan mencapai Lailatul Qadar. Rasulullah SAW bersabda, “barangsiapa i’tikaf di masjid pada 10 hari terakhir Ramadhan, maka baginya pahala dua haji dan dua umroh.” (HR. Baihaqi)

Namun sebenarnya i’tikaf bisa juga dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, yaitu di antara dua waktu saalat. Misalnya sejak ashar hingga maghrib. Atau minimal sejumlah durasi satu saalat yang tu’maninah. Selama i’tikaf sebaiknya tidak meninggalkan masjid, kecuali untuk hal yang benar-benar mendesak. Seperti diriwatyatkan Aisyah RA, “Dan Beliau (Rasulullah SAW) tidak masuk rumah selama i’tikaf-nya kecuali karena suatu kebutuhan seorang manusia.” (HR Bukhari & Muslim). Berbicara atau bercakap-cakap di luar ibadah tetap diperbolehkan, namun tetap harus dibatasi.

Imam

Imam secara harfiah merupakan posisi kepemimpinan. Namun ilmuwan agama Islam juga banyak yang menyandang gelar imam, seperti misalnya Imam Maliki, Imam Syafi’i, dan lain-lain. Namun dalam konteks yang lebih informal, imam bisa merujuk pada siapa saja yang memandu jalannya salat berjama’ah.

Namun perlu juga dibedakan antara imam, khalifah, dan sultan, kendati ketiganya merupakan pemimpin. Khalifah secara bahasa berarti pengganti atau perwakilan. Karena khalifah merupakan penerus kepemimpinan Rasulullah SAW sesudah Beliau wafat. Khalifah merupakan pemimpin orang-orang mu’min (amirul mu’minin) dalam urusan agama maupun pemerintahan. Sedangkan sultan berasal dari kata sulthah berarti kekuasaan atau otoritas. Sultan merupakan gelar untuk pemimpin pemerintahan yang berdaulat; raja, kaisar, dan dinasti.

Khutbah

Khutbah secara bahasa berasal dari bahasa Arab khataba, yang berarti memberikan nasihat dalam suatu kegiatan ibadah. Antara lain dalam salat, wukuf, dan nikah. Khutbah dilakukan oleh seorang khatib, merupakan istilah yang lebih spesifik daripada ceramah. Karena ceramah hanya merupakan pidato secara umum. Saat ini berkembang berbagai media komunikasi massa Islam yang cukup familiar di telinga kita selain khutbah, namun sering rancu satu sama lain. yaitu tabligh dan dakwah.

Tabligh berasal dari bahasa Arab ballagha yang berarti memberitahukan dengan lisan. Sedangkan menurut istilah, tabligh adalah kegiatan menyampaikan ‘pesan’ Allah SWT kepada satu atau banyak orang untuk diketahui dan diamalkan isinya. Tabligh biasanya disampaikan oleh seorang mubaligh. Kelebihan seorang mubaligh selain kedalaman ilmunya adalah menguasai teknik-teknik retorika yang menarik. Sedangkan dakwah memiliki cakupan yang lebih luas lagi. Dakwah berasal dari kata yad’uu berarti memanggil, menyeru, atau mengajak. Sehingga kegiatan apapun, tak hanya ceramah, yang mengajak kepada jalan Allah SWT merupakan dakwah.

Majelis Ta’lim

Merupakan gabungan dua kata majelis dan ta’lim. Majelis berasal dari bahasa Arab, majalis yang berarti tempat duduk. Sedangkan ta’lim berarti pengajaran. Secara bebas, majelis ta’lim merujuk pada perkumpulan yang menyampaikan ajaran-ajaran Islam. Majelis ta’lim biasanya dinaungi oleh satu masjid atau musala, yang beranggotakan warga sekitar. Namun anggota sebuah majelis ta’lim boleh berasal dari mana saja.

Kegiatan majelis ta’lim biasanya diisi dengan ceramah, diskusi keagamaan, tadarus, hingga hiburan seni marawis atau kasidah. Salah satu kegiatan yang paling populer, yaitu pengajian sebenarnya merupakan aktivitas mengkaji Al-Qur’an. Majelis ta’lim ini sifatnya fleksibel dan tidak terikat waktu.

Mihrab

Mihrab merupakan ceruk setengah lingkaran di dinding masjid atau musala sebagai penunjuk arah kiblat. Kata mihrab sendiri dalam bahasa Arab merujuk pada sebuah ruangan khusus dalam rumah. Misalnya ruang singgasana dalam istana. Pada zaman Rasulullah, mihrab adalah ruang salat pribadi Rasulullah di rumah Beliau yang memiliki akses langsung ke masjid.

Pada masa Kekhalifahan Utsman bin Affan, Beliau memerintahkan pembuatan tanda di salah satu dinding masjid di Madinah. Tujuannya agar musafir dapat langsung mengetahui arah kiblat. Tanda ini hanya tanda datar di dinding. Barulah pada kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz, Masjid Nabawi direnovasi dengan ceruk di dinding sebagai arah kiblat. Mihrab ini yang terus berkembang dan digunakan pada masjid atau musala umumnya hingga sekarang.

Mimbar

Mimbar berasal dari kata minbar yang berarti mengangkat atau meningkatkan. Mimbar merupakan platform yang ditinggikan khusus untuk imam atau khatib menyampaikan ceramah atau doa. Tujuannya agar memudahkan makmum mendengar dan melihat apa yang disampaikan. Mimbar terletak di sebelah kanan mihrab.

Mimbar kini menjadi salah satu elemen dekorasi masjid atau musala modern. Sedangkan mimbar yang dipakai Rasulullah hanya berupa platform sederhana setinggi tiga langkah. Salah satu mimbar kuno yang masih terjaga dengan baik adalah mimbar di Masjid Uqba, Tunisia dari abad ke-9. Mimbar ini menjulang setinggi sebelas langkah, terbuat dari kayu jati, dan 300 ukiran-pahatan bernilai seni tinggi. Mimbar dewasa ini juga digunakan oleh muadzin untuk mengumandangkan adzan, atau orang yang membacakan doa.