Banyak info yang kita dengar tentang kandungan lilin pada mi instan. Kabarnya, lilin ini dipakai agar mi instan lebih tahan lama. Tetapi, menurut penelitian Food International Research yang berjudul “History, Classificaion, Raw Materials, and Processing”, tidak ada pemakaian lilin pada pembuatan mi instan, sehingga bisa kita simpulkan bahwa kabar itu hanya mitos belaka.
Namun, mi instan tetap tidak baik dikonsumsi secara berlebihan karena mengandung lemak jenuh akibat proses penggorengan. Untuk itu, salah satu siasatnya adalah dengan memilih mi instan dengan proses air dried (menggunakan oven). Mi instan jenis ini memang agak jarang ditemukan, biasanya tersedia di supermarket besar.
Siasat lainnya, kurangi penggunaan bumbu mi instan untuk menghindari kelebihan garam pada tubuh. Kandungan garam yang tinggi pada bumbu mi instan sangat berbahaya bagi penderita hipertensi, pengguna obat diuretic, serta penderita gagal jantung kongestif. Kandungan MSG-nya pun bisa memberikan jangka panjang yang sangat buruk. Selain itu, kandungan natrium pada mi instan bisa membentuk plak dan mengendap di jantung sehingga membentuk kerusakan. Mi Instan bisa memicu penyakit diabetes, stroke, dan penyakit jantung jika dikonsumsi secara berlebihan.
Menurut Ahli Gizi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo, Indah Sulianti, mengkonsumsi mi instan diperbolehkan maksimal hanya satu kali dalam seminggu. Begitu juga dengan makanan cepat saji lainnya.
Jika ingin lebih aman, pastikan memilih mi instan yang air dried, mengurangi bumbunya, mengganti air rebusan dengan air matang, dan menambah sayuran. Kurangi penambahan makanan yang mengandung karbohidrat atau protein berlebih.
Satu saran yang paling penting adalah, sayangi tubuh kita sendiri. Jangan sampai “makan” hanya untuk menghilangkan rasa kenyang atau memanjakan lidah semata, karena itu hanya bersifat sementara. Sebaliknya, penuhi gizi dan nutrisi yang cukup untuk tubuh kita sebagai bahan bakar untuk aktivitas kita setiap hari. Sayangi tubuh, karena menyangi tubuh kita pun sebagian dari iman.
Foto: Dok. Google