Menjadi Muslim Sejati dengan Muhasabah Diri

Pernah terpikirkan, tidak, Dear, semisal kita ternyata bisa mengevaluasi tingkat keimanan dan ketakwaan sebagai seorang Muslim? Ya, istilahnya kalau dalam Islam disebut dengan muhasabah. Dalam artikel ini, HIJUP berbagi ilmu perihal apa itu muhasabah diri, dalil, pentingnya muhasabah dan waktu pelaksanaannya. Yuk, mari kita simak bersama!

Arti Muhasabah Diri

Berasal dari bahasa Arab, muhasabah yakni hasaba – yuhasibu – muhasabatan (حاسب – يحاسب – محاسبة) yang bisa kita artikan sebagai menghitung. Menghitung di sini berarti mengevaluasi segala perbuatan, tutur kata, dan amal yang telah kita lakukan di dunia ini. Jika dalam bahasa Indonesia, muhasabah bisa diartikan sebagai tindakan introspeksi diri atau mewawas diri.

Dalil Muhasabah Diri

Umar RA melalui Imam Al-Ghazali menuturkan, “Hendaklah kalian lakukan muhasabah atas diri kalian sebelum kalian dihisab. Timbanglah perbuatan kalian sebelum ia kelak ditimbang.” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin)

Umar bin Khatab RA bila malam tiba, ia memukul kedua kakinya dengan mutiara sebagai muhasabah. Kepada dirinya sendiri, Umar mengatakan sebagai bentuk muhasabah, “Apa saja yang kau lakukan hari ini?”

Al-Ghazali mengatakan, “Orang yang (bijak) berakal hendaknya mengalokasikan seperempat waktunya untuk bermuhasabah.” (Imam Al-Ghazali)

Sebuah hadis nabi pun juga bercerita, “Seorang sahabat menemui Rasulullah SAW untuk meminta wejangan kepadanya. ‘Wahai Rasulullah, berilah aku wejangan,’. ‘Apakah kau meminta wejanganku?’. ‘Benar,’. jawabnya dengan bahagia. ‘Bila kau bermaksud untuk melakukan sesuatu, pikirkanlah dampaknya. Jika ia baik, lakukanlah, tetapi jika itu buruk, tahanlah’.” (Imam Al-Ghazali)

Al-Qur’an Q.S. Al-A’raf: 201: “Sungguh, orang-orang yang bertakwa bila ditimpa was-was dari setan, mereka ingat kepada Allah, lalu ketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).”

Al-Qur’an Q.S. Al-Hasyr: 18: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Hendaklah setiap orang memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, Rasulullah  Saw. juga pernah bersabda, “Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab, dan hiasilah dirimu sekalian (dengan amal shaleh), karena adanya sesuatu yang lebih luas dan besar, dan sesuatu yang meringankan hisab di hari kiamat yaitu orang-orang yang bermuhasabah atas dirinya ketika di dunia.” (HR. Tirmidzi)

Pentingnya Muhasabah Diri

Manusia berlumur keluputan, kesalahan, dan dosa, jadi amat penting bagi kita semua untuk berbenah diri dengan cara muhasabah diri, Dear. Berikut ini adalah sebagian dari pentingnya muhasabah diri yang akan kita dapatkan.

  1. Setidaknya, kita mengetahui, sadar, dan paham dengan kekurangan dan aib sendiri sehingga dapat memperbaikinya dengan sesegera mungkin agar segala hal yang bernilai kurang baik bisa dibenahi dan tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
  2. Mengetahui kadar keimanan dan ketawaan diri sendiri sehingga semakin paham hak, kewajiban, dan larangan yang harus dipahami sebagai umat Muslim.
  3. Dengan rajin bermuhasabah setiap hari, kita merasa ingin selalu memperbaiki diri dan menjauhi perbuatan tercela.
  4. Muhasabah diri dapat meringankan hisab karena tindakan yang dilakukan penuh perhitungan; mana yang dosa, mana yang tidak.
  5. Kita bisa menjadi sosok pribadi yang mampu memanfaatkan waktu dengan baik.
  6. Hasil dari muhasabah yaitu taubat sehingga akan lebih berhati-hati dari perbuatan dosa dan ketika berbuat kesalahan segera meminta ampunan kepada Allah Swt.

Waktu Muhasabah

Muhasabah diri biasanya dilakukan oleh umat Muslim pada akhir tahun atau menjelang tahun baru, tetapi tidak terbatas pada waktu itu saja, setiap harinya sangat bisa kita melakukan muhasabah diri agar semakin menelisik lebih dalam hal-hal apa saja yang sebaiknya kita perbaiki.

Menurut anjuran Imam Al-Ghazali, umat Muslim bisa menyediakan waktu untuk muhasabah diri pada awal waktu yakni pagi hari dan/atau akhir waktu yakni malam hari setiap harinya. Menurutnya, pagi hari ialah waktu yang tepat sebelum kita memulai aktivitas seharian penuh sekaligus menjadi perencanaan matang terkait kebaikan-kebaikan yang akan kita lakukan. Pun, malam hari menjelang tidur ialah waktu yang tepat pula karena setelah satu hari penuh kita melakukan aktivitas, ada baiknya bisa merenungkan segala tindakan dan tutur kata kita apa saja yang perlu dibenahi pada hari-hari selanjutnya.

Nah, itulah bahasan seputar bagaimana muhasabah diri bisa menjadikan kita menjadi sosok Muslim sejati dengan introspeksi diri atau mewawas diri. Semoga, kita semua bisa istikamah melaksanakan kewajiban dan menghindari segala larangan-Nya, ya, Dear.

Temukan inspirasi fesyen terbaru dan ilmu bermanfaat lainnya dalam HIJUP Magazine!

Sumber: kajian Islam, buku hadis Islam, dan beberapa media lokal.