Dulu, jika saya ditanya ‘kenapa sih harus berhijab?’ pasti jawabannya ‘karena ini wajib dalam Islam’. Saya tidak tahu apa alasannya, apalagi dalilnya. Yang saya tahu, aurat perempuan itu ya seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan.
Dulu, saya termasuk orang yang menganggap mereka yang berhijab panjang itu kuno. Tidak pernah sekalipun terpikir apa alasan mereka untuk mengenakan hijab seperti itu.
Dulu, saya yang berbisnis di bidang fashion, mendesain hijab beraneka rupa, salah satunya turban. Sempat hati berbisik, ‘Katanya di Islam tidak boleh menyerupai laki-laki, tapi kok saya mendesain turban yang bentuknya mirip sorban laki-laki ya?’ Namun bisikan itu terabaikan.
Lalu, ada yang bertanya kepada saya apa tujuan dari menggunakan turban? Pertanyaan simpel yang seharusnya bisa dijawab dengan: ‘Untuk menutupi aurat dan mengikuti tren’. Namun ternyata, saya tidak bisa menjawabnya. Pertanyaan itu seakan membuka pikiran dan menyadarkan saya bahwa ilmu agama saya sangatlah cetek, bahkan sampai saya tidak tahu bagaimana aturan berhijab sebenarnya dalam Alquran.
Bersyukur pada waktu itu ada Ustadz Felix Siauw yang dengan gencarnya mensyiarkan mengenai hijab syar’i. Akhirnya saya tahu, bahwa hijab yang saya kenakan, bukanlah hijab dalam kaidah Islam.
Alhasil, pikiran saya berontak. Saya belum siap mengenakan hijab syar’i.
Sempat beberapa waktu saya mengalami kegalauan, karena tetap berhijab seperti biasa, padahal sudah tahu aturannya. Di saat yang sama, saya terus memutar otak, bagaimana caranya mengenakan hijab syar’i namun nggak terlihat out of date, mengingat waktu itu belum banyak yang mendesain hijab syar’i seperti sekarang.
Alhamdulillah, Allah memberikan kepercayaan kepada saya. Ide untuk membuat hijab syar’i yang modern pun tercetus. Sampai pada akhirnya saya mengeluarkan koleksi pertama MISSMARINAVEIL yang saya niatkan untuk menjadi solusi bagi orang yang punya masalah yang sama dengan saya. Sejak saat itu, saya mantap berhijrah untuk terus memakai hijab syar’i.
Ternyata, niat baik membuka jalan yang baik. Lingkungan yang baik pun hadir, sampai pada suatu kesempatan, saya dipertemukan dengan Fitri Aulia, desainer muslimah yang juga mengenakan hijab syar’i.
Dengannya saya banyak menumpahkan keresahan. Resah karena hijab syar’i sedang tren saat ini. Lho kok kenapa resah? Karena saya tau rasanya melakukan sesuatu namun tidak paham. Banyak yang berbondong-bondong mengenakan hijab syar’i namun belum tau hakikatnya. Saya tidak mau membiarkan pengalaman saya terjadi lagi pada orang lain. Saya yang cuek terhadap ilmu agama, tidak mau menggali lebih dalam tentang agama, dan mengaku Islam namun ternyata tidak kenal dengan Islam itu sendiri.
Akhirnya, tercetuslah gagasan untuk membuat gerakan ‘Syar’i Lifestyle’, yang kami harap dapat menjadi kendaraan kami untuk menyebarkan dan membumikan nilai-nilai Islam yang seakan tinggi di langit, dan tidak bisa diaplikasikan ke keseharian kita.
Kami berharap, tidak ada lagi generasi yang cuek dengan Islam, yang hanya mengikuti namun tidak paham, intelektual namun tidak mempelajari agamanya sendiri. Kami berharap, akan tercipta generasi yang ber-Islam dengan ilmu, dan dengan penuh kesadaran.
Harapan kami hanya akan dapat terlaksana jika kita bisa bergerak bersama menuju kebaikan. Syari Lifestyle bukan milik golongan, apalagi milik brand tertentu. Syari Lifestyle adalah murni bentuk kepedulian kami terhadap umat, dengan cara memberikan kepada mereka wadah untuk terus mengenal dan mempelajari Islam.
Semoga harapan kami ini bisa menjadi secercah cahaya bagi umat, dan muslimah pada khususnya.
Teks: Dian Marina, pemilik brand Miss Marina.