Kultum Ramadhan: Manajemen Marah

kultum-manajemen-marah

Bersama Dr. Miftah Faridl

Salah satu ciri orang yang takwa dalam Al Quran disebutkan memiliki kemampuan pengendalian marah. Nabi Muhammad SAW berulang kali mengingatkan berhati-hati dengan marah, sebab marah bagaikan api. Apa saja yang ada di dekatnya  disentuhnya, walau melahirkan bencana. Orang yang marah sulit mengontrol kata-kata yang terucap. Kata-katanya datang bukan dari hati atau otaknya tapi nafsunya. Oleh karena itu Rasulullah menganjurkan istighfar atau diam ketika marah, kalau masih marah juga, berwudhulah kemudian salat. Hikmahnya adalah untuk mengalihkan marah kita daripada lisan yang menyakitkan hati.

Marah juga bisa menjadi sumber konflik, misalnya dalam hubungan rumah tangga. Maka Rasulullah mengajarkan, terutama suami-istri agar marahnya ‘gantian’. Ketika satu pihak marah, yang lain diam. Kita harus selalu diingatkan bahwa marah tidak pernah menjadi solusi. Marah malah justru menimbulkan problem baru. Inti dari manajemen marah adalah mengalihkan kemarahan dengan sesuatu yang tidak menimbulkan malapetaka atau membuat orang lain tersinggung.

Namun begitu bukan berarti Islam tidak memperbolehkan orang marah. Marah adalah salah satu ciri orang yang berperasaan. Tapi yang penting adalah bagaimana mengemas kemarahan secara baik dan  santun. Contoh pengendalian marah yang paling baik adalah Rasulullah SAW. Beliau sering sekali diperlakukan dengan sangat menyakitkan oleh orang-orang kafir: dilempari kotoran unta, dihina, diludahi, dan sebagainya. Kalau manusia biasa barangkali sudah mengamuk. Tapi Rasulullah selalu menanggapinya dengan baik. Dan cara Beliau terbukti berhasil. Beliau membuktikan kemarahan justru harus dilawan dengan kesabaran. Banyak sekali orang-orang pemarah yang membenci Islam justru berbalik memeluk Islam karena kelembutan hati Rasulullah.

Manajemen marah erat kaitannya dengan kesabaran. Ada banyak sekali landasan, anjuran, dan perintah tentang sabar: Allah bersama orang-orang sabar, orang sabar disayangi Allah, sabar adalah sebagian dari iman, sabar dapat menghapus dosa dan kesalahan, dan lain-lain. islam memberikan perhatian lebih terhadap nilai kesabaran. Salah satu keselamatan manusia di dunia selain iman, amal soleh, saling menasehati dalam kebaikan, adalah sabar.

Namun menjadi sabar bukanlah perkara mudah. Lebih mudah menasehati orang agar bersabar daripada menjalankan sabar itu sendiri. Ada beberapa hal yang perlu diingat dalam upaya kita menjadi orang sabar: pertama, mengingat kemuliaan orang yang bersabar; kedua, mengambil contoh para nabi dan kesabaran mereka; dan ketiga, bergaulah dengan orang-orang sabar supaya kita tertular bersabar.

Salah satu kunci meningkatkan sabar adalah berpuasa. Ramadhan disebut juga sebagai syahrus shobri, bulannya latihan sabar. Sabar tidak makan, sabar bangun sahur, semuanya latihan sabar. Diharapkan dengan berpuasa selama Ramadhan, kita memiliki sifat sabar.