Bahaya Akibat Diet yang Salah

Mendambakan tubuh yang ideal terkadang membuat wanita rela melakukan apa saja. Berbagai cara diet pun ditempuh, agar dapat mencapai hasil secepatnya. Padahal, tidak semua diet itu cocok untuk semua keadaan tubuh wanita. Apa saja akibat yang terjadi jika melakukan diet yang salah?

Tubuh Kekurangan Vitamin

Diet memang bertujuan untuk membuang lemak yang ada di dalam tubuh sehingga tubuh menjadi lebih langsing. Namun, ternyata dengan membatasi lemak, tubuh beresiko kekurangan vitamin yang larut dalam lemak. Hal ini akan membuat tubuh menjadi cepat kelelahan, letih, dan lesu.

Kekurangan vitamin juga dapat menyebabkan tubuh dehidrasi, mempercepat penuaan, serta tubuh menjadi kekurangan serat. Tubuh yang kekurangan serat beresiko terserang sembelit yang menaikkan resiko kanker usus besar.

Departemen kesehatan RI menganjurkan agar pembatasan konsumsi lemak tidak melebihi 25% dari total energi perhari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak goreng untuk memasak makanan sehari. Dengan kata lain, setiap kali makan cukup habiskan 1 potong makanan yang digoreng.

Gangguan Saraf dan Psikis

Rendahnya asupan lemak dalam tubuh juga dapat menyebabkan gangguan saraf dan psikis. Tubuh yang tidak mendapatkan cukup kalori, akan sangat rentan mempengaruhi kondisi psikologis. Mood pun jadi gampang berubah-ubah dan sensitif menanggapi hal-hal yang menyangkut makanan dan berat badan. Selain itu juga menjadi mudah tersinggung, perasaan cenderung tidak nyaman, hingga depresi. Berbagai perasaan emosional ini muncul akibat terlalu strict pada diet yang salah.

Yoyo Syndrome

Yoyo Syndrome merupakan keadaan di mana berat badan turun, namun hanya sementara. Kemudian berat badan akan kembali bertambah bahkan melebihi sebelumnya.  Terjadinya yoyo syndrome disebabkan keadaan tubuh yang belum bisa beradaptasi dengan pola diet atau pola makan baru yang dijalani. Hal ini mengakibatkan berat badan turun dalam waktu yang singkat dan akan mudah naik kembali.

Timbul Penyakit Gangguan Makan

Berpanduan pada diet yang tidak benar juga berpotensi menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh gangguan makan. Penyakit-penyakit tersebut antara lain anemia gizi besi, bulimia dan anoreksia nervosa.

Anemia gizi besi merupakan penyakit anemia yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dalam darah. Pembentukan sel-sel darah pun dapat menjadi terganggu karena konsentrasi hemoglobin dalam darah yang berkurang. Terserang penyakit ini dapat menurunkan kemampuan fisik, mengganggu konsentrasi dalam bekerja dan belajar, menurunnya daya tahan tubuh serta membuat wajah menjadi terlihat pucat.

Sedangkan Bulimia merupakan gangguan makan yang timbul akibat rangsangan emosional seperti resah, marah, dan depresi. Penderita Bulimia biasanya mengonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak, namun kemudian makanan tersebut dirangsang untuk dimuntahkan kembali. Penderita juga seringkali memaksakan diri untuk bergerak berlebihan dan puasa berkepanjangan demi menjaga tubuh tetap langsing dan menurunkan berat badan dengan cepat.

Hampir mirip dengan bulimia,  penderita anoreksia juga memuntahkan kembali makanan yang telah ia makan. Hanya saja mereka juga cenderung membatasi makanan secara berlebihan.