Alasan Doa Tidak Diterima Allah SWT

Pernahkah kamu merasa putus asa karena doa yang sudah seringkali kita panjatkan tak juga kunjung dikabulkan. Apakah permintaannya yang salah atau jangan-jangan cara kita berdoa yang ternyata salah? Apa saja sebab-sebab doa kita tidak diterima?

1. Masalah Waktu

Tidak ada seorang muslim yang menghadapkan mukanya kepada ALlah untuk berdoa kecuali Allah memberikannya (memenuhinya), kadang dipercepat dan kadang diperlambat (Hr. Ahmad dan Hakim)

2. Bukan Hal yang Baik Bagi yang Berdoa

Bisa jadi kamu membenci sesuatu padahal ia baik bagi kamu, dan bisa jadi kamu menyukai sesuatu padahal ia buruk bagi kamu, dan Allah-lah yang mengetahui (Q.S. Al-Baqarah, 2:216)

Bisa saja kamu membenci sesuatu padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak (Q.S. An-Nisa, 4:19)

3. Ujian Dari Allah

Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “kami telah beriman” sedang mereka tidak akan diuji (lagi). (Q.S. Al-Ankabut 29:2)

Dan sesungguhnya, Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Dia mengetahui orang-orang yang dusta. (Q.S. Al-Ankabut 29:3)

4. Ditangguhkan Sebagai Simpanan Akhirat

Tidak ada seorang muslim pun yang berdo’a dengan sesuatu do’a yang bukan do’a menyangkut dosa atau menyangkut usaha memutuskan silaturahmi, kecuali Allah akan memberinya dengan salah satu dari tiga kemungkinan: segera dipenuhi-Nya do’a tersebut atau disimpan-Nya sebagai simpanan pahala di akhirat, atau dihindarkan-Nya dia dari kecelakaan atau kejelekan yang sebanding. Mereka (para sahabat) bertanya bagaimana kalau kami perbanyak? Rasul mejawab: Allah akan memperbanyak lagi. (Hr. Ahmad, Bazzar, Abu Ya’la dan Hakim).

Selain itu Sa’id bin Ali bin Wahaf Alqahthani menyimpulkan adab berdoa dan sebab-sebab doa dikabulkan:

  • Ikhlas mengharap ridho Allah.
  • Diawali dan diakhiri dengan pujian kepada Allah dan shalawat kepada Rasul Allah.
  • Sungguh-sungguh dan yakin akan dikabulkan.
  • Tegas dan tidak tergesa-gesa.
  • Menghadirkan hati/khusyu dan pasrah.
  • Dinyatakan pada saat lapang dan sempit (setiap situasi).
  • Berdoa hanya kepada Allah.
  •  Tidak untuk kerusakan keluarga, harta, keturunan dan diri sendiri.
  •  Mengendalikan suara, tidak samar-samar dan tidak terlalu keras.
  •  Pengakuan atas dosa dan memohon ampunan-Nya, pengakuan atas anugerah-Nya dan tekad mensyukurinya.
  •  Tidak terkesan memaksakan (mengancam kalau tidak dikabulkan).
  •  Merendahkan diri, penuh harap dan rasa takut.
  • Menolak kezhaliman beserta taubat.
  • Diulang tiga kali.
  • Menghadap kiblat.
  • Mengangkat tangan.
  • Dalam keadaan memiliki wudhu (bila memungkinkan).
  • Dengan penuh kesadaran dan kemantapan.
  •  Diawali untuk diri sendiri kalau akan berdoa untuk orang lain.
  •  Tawassul (menggunakan perantara) dengan asmaul husna dan sifat-sifat Allah yang agung, atau dengan amal shaleh yang dilakukan sendiri oleh yang berdoa atau dengan bantuan doa orang shaleh yang maish hidup.
  • Makanan, minuman, pakaian dan kekayaan lainnya diperoleh dengan cara yang halal.
  • Tidak berdoa dengan dan untuk dosa atau memutuskan silaturahim.
  • Melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar.
  • Menjauhi dosa dan maksiat.