A Letter From London: Presiden RI Jokowi Menggandeng HIJUP Mewakili Indonesia ke London


Screen Shot 2016-04-21 at 9.30.46 PMHIJUP mengukuhkan eksistensinya sebagai pionir modest fashion Indonesia di kancah dunia. Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, melalui Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menggandeng CEO HIJUP Diajeng Lestari mewakili Indonesia dari bidang fashion, khususnya fashion muslim menghadiri penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) RI-Inggris, 19 April 2016. Diajeng terbang bersama Kepala Bekraf Triawan Munaf, musisi Abdee Nagara yang mewakili bidang musik, serta sineas Ameli Hapsari mewakili perfilman.

Diajeng mengaku senang dapat mengharumkan nama Indonesia. Apalagi terpilih sebagai satu-satunya perwakilan fashion Indonesia dengan membawa bendera modest fashion ke Eropa. Hari pertama kunjungan, rombongan menghadiri Fashion Revolution di House of Parliament, London untuk membahas fashion chain dari hulu ke hilir. Pemerintah Inggris menaruh perhatian yang besar untuk perkembangan fashion, mengingat potensinya yang amat besar. Fashion Revolution ini digelar sebagai ajang diskusi yang diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan para pembuat undang-undang di Inggris dalam menata industri fashion.

Fokus bahasan kali ini adalah potensi pasar fashion yang tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan para pelaku manufaktur fashion. Untuk itu, para pemain besar industri perlu lebih memberdayakan karyawannya. Fashion Revolution diharapkan dapat mendesak pelaku industri fashion agar tidak tutup mata tentang pemberdayaan karwayan, termasuk bahan baku yang ramah lingkungan.

Kepala Bekraf Triawan Munaf mengungkapkan, “Industri kreatif Indonesia menyimpan potensi yang sangat besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain menciptakan lapangan kerja, industri kreatif juga mampu memacu pertumbuhan ekonomi nasional melalui karya-karya pelaku industri ekonomi kreatif di enam belas sub-sektor,” ujar Triawan.

Di hari pertama ini, Diajeng dan para rombongan berkesempatan mengunjungi Victoria and Albert Museum. Kunjungan ini amat berkesan bagi Diajeng sebab di museum seni dekoratif ini kita tak hanya melihat-lihat koleksi museum. “Menariknya, museum ini memiliki berbagai event interaktif. Jadi bukan hanya melihat kumpulan artefak, tapi menggali makna serta sejarah yang terkandung di balik tiap benda. Termasuk dampak kemunculan benda ini bagi peradaban manusia pada di masanya,” urai Diajeng tentang museum yang dibangun 200 tahun lalu ini.

Screen Shot 2016-04-21 at 9.30.33 PM

Hari kedua, penandatanganan MoU antara Presiden Ri Joko Widodo dan Perdana Menteri Inggris David Cameron berlangsung lancar. Kerja sama bilateral ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan diplomatic antar negara. Secara khusus, Diajeng berharap kerja sama ini akan memaksimalkan kinerja pengusaha industri kreatif. Salah satunya efektivitas dan efisiensi pengiriman produk fashion Indonesia ke Inggris.

Selasa malam, 20 April 2016 Diajeng memenuhi undangan Diaspora di Wisma KRBI London. Acara yang dihadiri rombongan Bekraf dan WNI di Inggris termasuk mahasiswa ini berlangsung hangat dan akrab. Presiden RI Joko Widodo tampil santai malam itu. Beliau banyak menebar canda, terutama dalam sesi tanya-jawab yang paling menyedot perhatian hadirin. Begitu akrab suasana ini, seakan tak ada jarak antara rakyat dan orang nomor satu di Indonesia ini.

Screen Shot 2016-04-21 at 9.31.01 PM

Menariknya lagi, Diajeng menemukan banyak serendipity selama di Inggris. Bertemu teman lama, dosen semasa di bangku kuliah, dan lain-lain. Satu yang paling berkesan adalah sopir taksi asal Aljazair yang gembira membawa penumpang asal Indonesia. “Dia bilang, ‘Selama ini saya berdoa setiap hari agar bisa menginjakkan kaki di Indonesia,’” ujar Diajeng menirukan ucapan pria paruh baya itu. Sopir ini berkata, berdasarkan informasi yang dia peroleh selama ini, hanya Indonesia yang memiliki gambaran Islam paling ideal. Kendati penduduk Inggris pun amat terbuka dan ramah kepada para muslim.

Kunjungan Diajeng ke Inggris kali ini dimanfaatkannya untuk mejajaki pangsa pasar Inggris. “Walaupun ekonomi Indonesia sedang menurun, peluang-peluang emas tetap tersedia. Salah satunya, industri kreatif di Indonesia. Sebagai bentuk aplikasi #empowerchange, mengapa tidak kita membuka market lebih luas? Inggris merupakan negara yang tepat untuk market fashion muslim internasional. Ini merupakan langkah awal Bekraf melakukan perluasan pasar produk ekonomi kreatif ke London bersama HIJUP. Dan syukur alhamdulillah dukungan Bekraf yang begitu kuat tidak pernah putus terhadap kami,” tutup Ajeng merangkum keseluruhan perjalanannya.