4 Alasan Kamu Selalu Merasa Kurang dalam Perspektif Islam

Selalu merasa kurang dan tidak pernah merasa puas dengan pencapaian barangkali pernah atau sering kali kamu rasakan, Dear. Bahkan, tidak jarang kamu merasakan kegundahan hati yang meraung-raung tiada henti.

Dalam sebuah hadis tertulis, “Seandainya manusia diberi satu lembah penuh dengan emas, ia tentu ingin lagi yang kedua. Jika ia diberi yang kedua, ia ingin lagi yang ketiga. Tidak ada yang bisa menghalangi isi perutnya selain tanah. Dan Allah Maha Penerima tobat siapa saja yang mau bertobat.” (HR Al-Bukhari)

Sepatutnya kamu bisa menilik sajian artikel berikut ini karena HIJUP berikan beberapa indikasi dan alasannya merunut pada perspektif Islam. Mari kita simak bersama, ya!

Mengikuti Ego; Bisikan Setan; Berbuat Bidah

Bisa jadi indikasinya kamu terlalu mengikuti hawa nafsu ketimbang logika berpikir. Banyak dari kita yang terhasut dalam bisikan setan dan berujung melakukan bidah. Akibatnya, kita sering kali memiliki hati yang syirik, dengki, merasa kurang atau selalu ingin sesuatu yang melebihi takarannya.

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ وَاللَّهُ يَعِدُكُمْ مَغْفِرَةً مِنْهُ وَفَضْلًا وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengatahui.” (QS. Al Baqarah: 268)

Kamu Kurang Menikmati Rasa Syukur

Rezeki itu banyak bentuk dan rupanya. Tidak sekadar materi semata, rezeki bisa berupa kesehatan, keluarga yang sayang dengan cinta, saudara yang menaruh cinta kasih kepadamu, atau keberhasilan-keberhasilan yang bisa bisa kamu raih dengan lancar. Alangkah baiknya mulai sekarang kita bisa mensyukuri segala macam hal yang datang pada kehidupan.

مَن لا يشكرُ القَليلَ لا يَشكرُ الكثيرَ

“Orang yang tidak mensyukuri yang sedikit, ia tidak akan bersyukur pada nikmat yang banyak.” (HR. Ahmad nomor 18449, disahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ nomor 3014)

Belum Menyeimbangkan Dunia dan Akhirat

Terpaku untuk menaklukkan isi dunia, tetapi belum menabung untuk bekal di akhirat? Mulai sekarang kita berbenah diri ya, Dear. Adalah salah satu pemicu mengapa kamu selalu merasa kurang. Ada baiknya kita sudah menyeimbangkan kebutuhan duniawi dan akhirati supaya tidak terjerembap ke dalam gemerlapnya dunia fana.

مَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ ، فَرَّقَ اللهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ ِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ ، وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّـتَهُ ، جَمَعَ اللهُ أَمْرَهُ ، وَجَعَلَ غِنَاهُ فِيْ قَلْبِهِ ، وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ.

“Barang siapa ambisi terbesarnya adalah dunia maka Allah akan cerai-beraikan urusannya, Allah jadikan kefakiran di depan matanya, dan ia tidak mendapatkan dunia kecuali sesuai apa yang telah ditetapkan baginya. Barangsiapa yang ambisi terbesarnya adalah akhirat, Allah akan memudahkan urusannya, Allah jadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dalam ia tidak menyangkanya.” (HR. Ahmad, disahihkan Al Albani dalam Ash Shahihah nomor 950).

Ibnul Qayyim rahimahullah menyatakan:

محب الدنيا لا ينفك من ثلاث : هم لازم و تعب دائم و حسرة لا تنقضي

“Pecinta dunia tidak lepas dari 3 hal: kegalauan yang terus-menerus, keletihan yang terus-menerus, dan kekecewaan yang tiada berakhir.” (Ighatsatul Lahafan, 1/37)

Kurang Beribadah

Apakah kamu terlalu fokus pada apa yang ingin diraih dan dicapai hingga melupakan Sang Pencipta, Dear? Tanyakan pada benakmu. Jika ya, mulai sekarang dekatkan diri kepada-Nya dengan cara beribadah secara rutin, konsisten, bersedekah, dan menjauhi larangan-Nya.

إِنَّ اللهَ يقولُ يا ابنَ آدمَ : تَفَرَّغْ لعبادَتِي أملأْ صدركَ غِنًى وأسُدُّ فقرَكَ ، وإِنْ لَّا تفعلْ ملأتُ يديْكَ شُغْلًا ، ولم أسُدَّ فقْرَكَ

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai manusia! Habiskan waktumu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kecukupan dan akan Aku tutup kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukannya maka akan Aku penuhi kedua tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak akan tutup kefakiranmu.” (HR. At Tirmidzi nomor 2466, disahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi)

Itulah keempat alasan mengapa kamu selalu merasa kurang dan tidak pernah merasakan kepuasan yang bernilai dengan pencapaian diri. Setelah menyimak bahasan di atas, sejatinya kita bisa merenungkan kembali hal-hal apa saja yang sudah kita lakukan di dunia ini dan berbenah diri mengikuti segala perintah Allah Swt. Semoga, kita bisa istikamah menjadi Muslim sejati dengan berkaca pada langkah sendiri. Insyaallah.

Temukan inspirasi fesyen menarik dan ilmu bermanfaat lainnya dalam HIJUP Magazine!

Sumber:

Kajian Islam.

Buku hadis Islam.

Purnama, Yulian.  2019. 10 Sebab Senantiasa Merasa Miskin dan Kurang Harta. https://muslim.or.id/47513-10-sebab-senantiasa-merasa-miskin-dan-kurang-harta.html (diakses pada tanggal 18 Februari 2022, pukul 10.20).