Hari Raya Idul Fitri sebentar lagi, mari kita sambut dengan suka cita. Walaupun kondisi Lebaran tahun ini berbeda, tapi harus penuh dengan keceriaan. Banyak dari kita yang jauh dari kampung halaman, tak bisa bertatap langsung dengan wajah mereka yang dirindukan.
Mungkin merasa kurang afdol bila bermaafat tidak secara langsung. Bukankah maaf dari hati masing-masing, Dear? Bismillah, tanpa bertatap langsung pun maaf sudah terselesaikan dari sanubari masing-masing.
Seperti yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib,
"Memaafkan adalah kemenangan terbaikā.
Apa yang kita menangkan dari memaafkan? Setidaknya ada 3 kemenangan yang kita peroleh dari memaafkan.
1. Kemenangan melawan rasa berani.
Sejatinya orang yang menyimpan dendam adalah mereka yang memiliki ketakutan untuk tersakiti kembali. Memaafkan juga dibutuhkan keberanian. Keberanian itu akan kembali lebih banyak pada kita. Setelah kita berani memaafkan kesalahan orang lain bahkan memaafkan diri kita sendiri, kita lebih berani menghadapi tantangan yang lebih besar lagi.
2.Kemenangan melawan kebebasan jiwa.
Sesungguhnya hati yang belum bisa memaafkan sebenarnya menciptakan belenggunya sendiri. Kita juga terbebani dengan kebencian kita pada orang lain. Memang butuh waktu untuk bisa mengikhlaskan semuanya. Dengan memaafkan, mereka telah melepaskan belenggunya, belenggu orang lain dan akhirnya memperoleh kebebasan jiwanya.
3.Kemenangan melawan hawa nafsu dan bisikan setan.
Ketika nafsu dan amarah sudah bersatu, ego yang membelenggu, diperparah dengan bisikan setan yang setia mengganggu. Jangan sampai kita mengikuti ego kita terus menerus, yang ada hanya menjerumuskan pada kedengkian dan penyakit hati.
Momen Lebaran adalah momen untuk saling memaafkan. Melupakan segala kesalahan dan keburukan satu sama lain. Mari kita satukan niat tulus ikhlas dalam sanubari kita, hilangkan rasa benci, rasa dengki, rasa iri hati, rasa dendam, rasa sombong dan rasa bangga dengan apa yang kita miliki hari ini.